Jumat, April 11, 2008

Batu

Suatu ketika, tersebutlah seorang pengusaha muda dan kaya.
Ia baru saja membeli mobil mewah,sebuah Jaguar yang
mengkilap. Kini, sang pengusaha, sedang menikmati
perjalanannya dengan mobil baru itu.
Dengan kecepatan penuh, dipacunya kendaraan itu
mengelilingi jalanan tetangga sekitar.

Di pinggir jalan, tampak beberapa anak yang sedang
bermain sambil melempar sesuatu. Namun, karena berjalan
terlalu kencang, tak terlalu diperhatikannya anak-anak
itu. Tiba-tiba, dia melihat sesuatu yang melintas dari
arah mobil-mobil yang di parkir di jalan. Tapi, bukan
anak-anak itu yang tampak melintas. Aah..., ternyata,
ada sebuah batu yang menimpa Jaguar itu. Sisi pintu mobil
itupun koyak, tergores batu yang dilontarkan seseorang.

Cittt.... ditekannya rem mobil kuat-kuat. Dengan geram,
dimundurkannya mobil itu menuju tempat arah batu itu
dilemparkan. Jaguar yang tergores, bukanlah perkara
sepele. Apalagi, kecelakaan itu dilakukan oleh orang lain,
begitu pikir sang pengusaha dalam hati.

Amarahnya memuncak. Dia pun keluar mobil dengan tergesa-
gesa. Ditariknya seorang anak yang paling dekat, dan
dipojokkannya anak itu pada sebuah mobil yang diparkir.
"Apa yang telah kau lakukan!!! Lihat perbuatanmu pada
mobil kesayanganku! !" Lihat goresan itu", teriaknya
sambil menunjuk goresan di sisi pintu. "Kamu tentu paham,
mobil baru semacam itu akan butuh banyak ongkos di bengkel
kalau sampai tergores." Ujarnya lagi dengan geram, tampak
ingin memukul anak itu.

Sang anak tampak ketakutan, dan berusaha meminta maaf.
"Maaf Pak, Maaf. Saya benar-benar minta maaf. Sebab,
saya tidak tahu lagi harus melakukan apa." Air mukanya
tampak ngeri, dan tangannya bermohon ampun. "Maaf Pak,
aku melemparkan batu itu, karena tak ada seorang pun yang
mau berhenti...."

Dengan air mata yang mulai berjatuhan di pipi dan leher,
anak tadi menunjuk ke suatu arah, didekat mobil-mobil
parkir tadi. "Itu disana ada kakakku. Dia tergelincir,
dan terjatuh dari kursi roda. Aku tak kuat mengangkatnya,
dia terlalu berat. Badannya tak mampu kupapah,
dan sekarang dia sedang kesakitan.."

Kini, ia mulai terisak. Dipandanginya pengusaha tadi.
Matanya berharap pada wajah yang mulai tercenung itu.
"Maukah Bapak membantuku mengangkatnya ke kursi roda?
Tolonglah, kakakku terluka, tapi dia terlalu berat
untukku." Tak mampu berkata-kata lagi, pengusaha muda
itu terdiam. Kerongkongannya tercekat. Ia hanya mampu
menelan ludah. Segera, diangkatnya anak yang cacat itu
menuju kursi rodanya. Kemudian, diambilnya sapu tangan
mahal miliknya, untuk mengusap luka di lutut anak itu.
Memar dan tergores, sama seperti sisi pintu
Jaguar kesayangannya.

Setelah beberapa saat, kedua anak itu pun berterima kasih,
dan mengatakan bahwa mereka akan baik-baik saja. "Terima
kasih, dan semoga Tuhan akan membalas perbuatanmu.
" Keduanya berjalan beriringan, meninggalkan pengusaha
yang masih nanar menatap kepergian mereka. Matanya terus
mengikuti langkah sang anak yang mendorong kursi roda itu,
melintasi sisi jalan menuju rumah mereka.

Berbalik arah, pengusaha tadi berjalan sangat perlahan
menujuJaguar miliknya.Disusuriny a jalan itu dengan lambat,
sambilmerenungkan kejadian yang baru saja dilewatinya.
Kerusakan yang dialaminya bisa jadi bukanlah hal sepele.
Namun, ia memilih untuk tak menghapus goresan itu.
Ia memilih untuk membiarkan goresan itu, agar tetap
mengingatkannya pada hikmah ini. Ia menginginkan agar
pesan itu tetap nyata terlihat "Janganlah melaju dalam
hidupmu terlalu cepat, karena, seseorang akan
melemparkan batu untuk menarik perhatianmu. "
***

Teman, sama halnya dengan kendaraan, hidup kita akan
selalu berputar, dan dipacu untuk tetap berjalan.
Di setiap sisinya, hidup itu juga akan melintasi berbagai
macam hal dan kenyataan. Namun, adakah kita memacu hidup
kita dengan cepat, sehingga tak pernah ada masa buat kita
untuk menyelaraskannya untuk melihat sekitar?

Tuhan, akan selalu berbisik dalam jiwa,
dan berkata lewat kalbu kita.

8 komentar:

Unknown mengatakan...

yak.. beto..ooll.. seratus buat dikaw.. kayak lagu Bimbo di lagunya Tuhan = aku jauh, engkau jauh, aku dekat, engkau dekat...'

Me mengatakan...

Artikel yang bagus sekali Ril, insyaAllah bisa diambil hikmahnya.

Anonim mengatakan...

Sy da pernah baca artikel ini, tp dibaca ulang tetep menarik, tetep bs menyentuh...

Penggemar Coklat mengatakan...

Nice Ril...

angga angelina mengatakan...

waaa... aq terharu ngbaca ceritanya... bener banget mas.... bener2 meyentuh hati....

angga angelina mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
Keril mengatakan...

@all
yang di fokusin sih himak dari ceritanya.. mudah2an kita tetep inget n ga lupa diri.. ^_^

Anonim mengatakan...

nice story .. penuh makna .. ^^
salam kenal .. :D